Kamis, 08 Mei 2014

Danau Toba

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Danau Toba
Lake Toba, North Sumatera (13).JPG
Keindahan Danau Toba.
Danau Toba is located in Indonesia
Lokasi di Indonesia
Informasi tempat wisata
LokasiSumatera Utara
Negara Indonesia
Koordinat3,58°LU 98,67°BTKoordinat3,58°LU 98,67°BT
Jenis objek wisataWisata alam, danau
Pemandangan Danau Toba.
Pemandangan Danau Toba.
Danau Toba dengan Pulau Samosir di bagian tengahnya.
Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak diProvinsi Sumatera UtaraIndonesia. Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Danau Toba sejak lama menjadi daerah tujuan wisata penting di Sumatera Utara selain Bukit LawangBerastagi dan Nias, menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Diperkirakan Danau Toba terjadi saat ledakan sekitar 73.000-75.000 tahun yang lalu dan merupakan letusan supervolcano(gunung berapi super) yang paling baru. Bill Rose dan Craig Chesner dari Michigan Technological University memperkirakan bahwa bahan-bahan vulkanik yang dimuntahkan gunung itu sebanyak 2.800 km³, dengan 800 km³ batuan ignimbrit dan 2.000 km³ abu vulkanik yang diperkirakan tertiup angin ke barat selama 2 minggu. Debu vulkanik yang ditiup angin telah menyebar ke separuh bumi, dari Cina sampai ke Afrika Selatan. Letusannya terjadi selama 1 minggu dan lontaran debunya mencapai 10 km di atas permukaan laut.
Kejadian ini menyebabkan kematian massal dan pada beberapa spesies juga diikuti kepunahan. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya.
Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
Tim peneliti multidisiplin internasional, yang dipimpin oleh Dr. Michael Petraglia, mengungkapkan dalam suatu konferensi pers di Oxford, Amerika Serikat bahwa telah ditemukan situs arkeologi baru yang cukup spektakuler oleh para ahli geologi di selatan dan utara India. Di situs itu terungkap bagaimana orang bertahan hidup, sebelum dan sesudah letusan gunung berapi (supervolcano) Toba pada 74.000 tahun yang lalu, dan bukti tentang adanya kehidupan di bawah timbunan abu Gunung Toba. Padahal sumber letusan berjarak 3.000 mil, dari sebaran abunya.
Selama tujuh tahun, para ahli dari oxford University tersebut meneliti projek ekosistem di India, untuk mencari bukti adanya kehidupan dan peralatan hidup yang mereka tinggalkan di padang yang gundul. Daerah dengan luas ribuan hektare ini ternyata hanya sabana (padang rumput). Sementara tulang belulang hewan berserakan. Tim menyimpulkan, daerah yang cukup luas ini ternyata ditutupi debu dari letusan gunung berapi purba.
Penyebaran debu gunung berapi itu sangat luas, ditemukan hampir di seluruh dunia. Berasal dari sebuah erupsi supervolcano purba, yaitu Gunung Toba. Dugaan mengarah ke Gunung Toba, karena ditemukan bukti bentuk molekul debu vulkanik yang sama di 2100 titik. Sejak kaldera kawah yang kini jadi danau Toba di Indonesia, hingga 3000 mil, dari sumber letusan. Bahkan yang cukup mengejutkan, ternyata penyebaran debu itu sampai terekam hingga Kutub Utara. Hal ini mengingatkan para ahli, betapa dahsyatnya letusan super gunung berapi Toba kala itu.

Kerusakan lingkungan[sunting | sunting sumber]

Pada bulan Mei 2012 Pemkab Samosir menerbitkan surat keputusan (SK) Bupati Samosir No 89 tanggal 1 Mei 2012 tentang Pemberian Izin Lokasi Usaha Perkebunan Hortikultura dan Peternakan seluas 800 hektare di Hutan Tele, di Desa Partungkot Nagijang dan Hariara Pintu,Kecamatan HarianKabupaten SamosirSumatera Utara kepada PT Gorga Duma Sari (GDS) yang dimilik seorang anggota DPRD Kabupaten Samosir, Jonni Sitohang.[1] [2] Kemudian dilanjutkan dengan Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) yang diberikan oleh Kepala Dinas Provinsi Sumatera Utara melalui SK Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Samosir Nomor 005 Tahun 2013. [1] Ketua Pengurus Forum Peduli Samosir Nauli (Pesona), Rohani Manalu menyatakan bahwa ijin yang didapatkan ini membuat PT GDS melakukan penebangan atas kayu kayu alam di dalam hutan tanpa memiliki AMDAL.[1] Rohani juga menyatakan bahwa akibat lain adalah terjadinya longsor dan banjir yang menimbulkan korban jiwa. [3] [4]
Akibat penebangan hutan Tele, lumpur hasil erosi di atas tanah bekas penebangan tersebut telah menyebabkan pendangkalan sungai-sungai di sekitar Danau Toba.[5]
Program penanaman sejuta pohon yang digerakkan pemerintah Provinsi Sumatera Utara pun dikatakan tidak efektif karena banyak pohon yang mati karena tidak dirawat. Hal ini menyebabkan tiga aktivis lingkungan Sumatera Utara, Marandus SiraitHasoloan Manik (Kalpataru), dan Wilmar Eliaser Simandjorang (Satya Lencana Karya SatyaToba Award,Wana Lestari) mengembalikan semua piagam penghargaan yang pernah diberikan pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Kementrian Kehutanan, dan Istana Negara.[5][6]
Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya telah melayangkan dua surat rekomendasi agar Bupati Samosir Mangindar Simbolon sebagai pemberi izin usaha dan penanggung jawab agar memberikan sangsi administratif berupa penutupan aktivitas usaha.[6] Setelah surat pertama tidak digubris, Bupati Samosir menjawab surat kedua dengan menyatakan bahwa perusahaan tidak melanggar sehingga tak layak tutup.[6][7] Karena Bupati tidak melaksanakan rekomendasi Kementrian Lingkungan Hidup pun memberlakukan Pengambil Alihan Wewenang (Second Line Enforcement) dan menutup sementara aktivitas PT GDS.[6] Setelah Kementrian Lingkungan Hidup turun langsung ke lokasi berdasarkan temuan bahwa keputusan tidak digubris [8] [9] dan Pemkab menyurati PT GDS untuk menaati surat keputusan PT GDS pun menghentikan semua kegiatan operasional dan menarik alat-alat berat di kawasan tersebut berdasarkan pengakuan Direktur GDS Jonni Sitohang.[2]
http://id.wikipedia.org/wiki/Danau_Toba

Selasa, 06 Mei 2014

Asal Usul Gunung Tangkuban Perahu

Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Bandung terdapat sebuah tempat rekreasi yang sangat indah yaitu Gunung Tangkuban Perahu. Tangkuban Perahu artinya adalah perahu yang terbalik. Diberi nama seperti karena bentuknya memang menyerupai perahu yang terbalik. Konon menurut cerita rakyat parahyangan gunung itu memang merupakan perahu yang terbalik. Berikut ini ceritanya.
Beribu-ribu tahun yang lalu, tanah Parahyangan dipimpin oleh seorang raja dan seorang ratu yang hanya mempunyai seorang putri. Putri itu bernama Dayang Sumbi. Dia sangat cantik dan cerdas, sayangnya dia sangat manja. Pada suatu hari saat sedang menenun di beranda istana, Dayang Sumbi merasa lemas dan pusing. Dia menjatuhkan pintalan benangnya ke lantai berkali-kali. Saat pintalannya jatuh untuk kesekian kalinya Dayang Sumbi menjadi marah lalu bersumpah, dia akan menikahi siapapun yang mau mengambilkan pintalannya itu. Tepat setelah kata-kata sumpah itu diucapkan, datang seekor anjing sakti yang bernama Tumang dan menyerahkan pintalan itu ke tangan Dayang Sumbi. Maka mau tak mau, sesuai dengan sumpahnya, Dayang Sumbi harus menikahi Anjing tersebut.
Dayang Sumbi dan Tumang hidup berbahagia hingga mereka dikaruniai seorang anak yang berupa anak manusia tapi memiliki kekuatan sakti seperti ayahnya. Anak ini diberi nama Sangkuriang. Dalam masa pertumbuhannya, Sangkuring se lalu ditemani bermain oleh seekor anjing yang bernama Tumang yang dia ketahui hanya sebagai anjing yang setia, bukan sebagai ayahnya. Sangkuriang tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan dan gagah perkasa.
Pada suatu hari Dayang Sumbi menyuruh anaknya pergi bersama anjingnya untuk berburu rusa untuk keperluan suatu pesta. Setelah beberapa lama mencari tanpa hasil, Sangkuriang merasa putus asa, tapi dia tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka dengan sangat terpaksa dia mengambil sebatang panah dan mengarahkannya pada Tumang. Setibanya di rumah dia menyerahkan daging Tumang pada ibunya. dayanng Sumbi yang mengira daging itu adalah daging rusa, merasa gembira atas keberhasilan anaknya.
Segera setelah pesta usai Dayang Sumbi teringat pada Tumang dan bertanya pada pada anaknya dimana Tumang berada. Pada mulanya Sangkuriang merasa takut, tapa akhirnya dia mengatakan apa yang telah terjadi pada ibunya. Dayang Sumbi menjadi sangat murka, dalam kemarahannya dia memukul Sangkuriang hingga pingsan tepat di keningnya. Atas perbuatannya itu Dayang Sumbi diusir keluar dari kerajaan oleh ayahnya. Untungnya Sangkuriang sadar kembali tapi pukulan ibunya meninggalkan bekas luka yang sangat lebar di keningnya.Setelah dewasa, Sangkuriang pun pergi mengembara untuk mengetahui keadaan dunia luar.
Beberapa tahun kemudian, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik. Segera saja dia jatuh cinta pada wanita tersebut. Wanita itu adalah ibunya sendiri, tapi mereka tidak saling mengenali satu sama lainnya. Sangkuriang melamarnya, Dayang Sumbi pun menerima dengan senang hati. Sehari sebelum hari pernikahan, saat sedang mengelus rambut tunangannya, Dayang Sumbi melihat bekas luka yang lebar di dahi Sangkuriang, akhirnya dia menyadari bahwa dia hampir menikahi putranya sendiri. Mengetahui hal tersebut Dayang Sumbi berusaha menggagalkan pernikahannya. Setelah berpikir keras dia akhirnya memutuskan untuk mengajukan syarat perkawinan yang tak mungkin dikabulkan oleh Sangkuriang. Syaratnya adalah: Sangkuriang harus membuat sebuah bendungan yang bisa menutupi seluruh bukit lalu membuat sebuah perahu untuk menyusuri bendungan tersebut. Semua itu harus sudah selesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang mulai bekerja. Cintanya yang begitu besar pada Sangkuriang memberinya suatu kekuatan aneh. Tak lupa dia juga menggunakan kekuatan yang dia dapat dari ayahnya untuk memanggil jin-jin dan membantunya. Dengan lumpur dan tanah mereka membendung air dari sungai dan mata air. Beberapa saat sebelum fajar, Sangkuriang menebang sebatang pohon besar untuk membuat sebuah perahu. Ketika Dayang Sumbi melihat bahwa Sangkuriang hampir menyelesaikan pekerjaannya, dia berdoa pada dewa-dewa untuk merintangi pekerjaan anaknya dan mempercepat datangnya pagi.
Ayam jantan berkokok, matahari terbit lebih cepat dari biasanya dan Sangkuriang menyadari bahwa dia telah ditipu. Dengan sangat marah dia mengutuk Dayang Sumbi dan menendang perahu buatannya yang hampir jadi ke tengah hutan. Perahu itu berada disana dalam keadaan terbalik, dan membentuk Gunung Tangkuban Perahu(perahu yang menelungkub). Tidak jauh dari tempat itu terdapat tunggul pohon sisa dari tebangan Sangkuriang, sekarang kita mengenalnya sebagai Bukit Tunggul. Bendungan yang dibuat Sangkuriang menyebabkan seluruh bukit dipenuhi air dan membentuk sebuah danau dimana Sangkuriang dan Dayang Sumbi menenggelamkan diri dan tidak terdengar lagi kabarnya hingga kini.
Sumber: http://www.bapusda.com
sumber : http://legendakita.wordpress.com/2007/10/08/asal-usul-gunung-tangkuban-perahu/

Kamis, 01 Mei 2014

Danau Dieteh dan Danau Dibawah

Danau ini terletak di Kabupaten Solok yaitu di Alahan Panjang.Danau ini terdiri dari dua buah danau,Danau Diatas terletak di pinggir jalan Padang-Muara Labuh sedangkan yang satu lagi Danau DiBawah terletak di nagari Bukit Sileh Kecamatan Lembang jaya.
Salah satu objek wisata di Sumatra Barat bagian selatan, saking banyak dan luasnya keindahan alam di Sumatra Barat yang tidak akan habis kalau dijelajahi 1 hari, sehingga saya perlu membaginya menjadi 2 bagian Utara dan Selatan…
Danau Diateh salah satu dari Danau kembar dan salah satu dari 5 Danau yang ada di Sumbar (Singkarak,Maninjau,Diateh,Dibawah dan D.Talang), lebih kurang 1,5 jam dari bandara dengan mobil
SUMATERA Barat provinsi yang kaya dengan danau. Ada lima danau di sini, Danau Maninjau, Danau Singkarak, Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang. Kecuali Danau Maninjau, empat danau lainnya terdapat di Kabupaten Solok.
Karena itu, Solok adalah kabupaten yang kaya dengan danau di Sumatera Barat. Bahkan, tiga danaunya, yaitu Danau Diatas, Danau Dibawah, dan Danau Talang terletak di sebuah kawasan yang disebut Kawasan Danau Kembar.
Disebut Kawasan Danau Kembar, karena dua danau, yaitu Danau Diatas dan Danau Dibawah terletak berdampingan yang jaraknya hanya sekitar 300 meter. Kawasan ini lebih dulu dikenal sebagai objek wisata karena terletak di pinggir jalan raya Padang-Muaralabuh-Kerinci.
Sedangkan Danau Talang berada sekitar 4,5 km dari kedua danau ini. Lokasinya yang berada di pinggang Gunung Talang dan jauh dari jalan raya membuat danau ini juga pernah dikenal sebagai objek wisata. Sayang letusan Gunung Talang dalam tiga tahun terakhir membuat danau ini tak bisa dikunjungi, karena masih merupakan area terlarang ke sana.
Meski memiliki tiga danau vulkanik ini, Pemerintah Kabupaten Solok menamai kawasan yang terletak di Kecamatan Lembang Jaya dan Kecamatan Lembah Gumanti ini sebagai Kawasan Wisata Danau Kembar.
Kawasan tersebut saat ini sedang dikembangkan sebagai objek wisata andalan. Tidak saja objek wisata andalan Solok, bahkan juga andalan Sumatera Barat.
Untuk mencapai kawasan ini sangat mudah. Dari Kota Padang kita bisa naik bus antarkota dalam provinsi menuju Alahan Panjang atau Muaralabuh dengan ongkos Rp10.000.
Jarak 60 km ditempuh selama 1,5 jam dengan jalan yang berkelok-kelok. Dalam perjalanan kita dapat melihat lokasi Pabrik PT Semen Padang yang merupakan pabrik semen tertua di Sumatera dan hamparan perkebunan teh PT Perkebunan Nusantara VI Kebun Danau Kembar. Jika perjalanan ditempuh dengan kendaraan pribadi, hanya sekitar 1 jam.
Pemandangan Sepanjang Jalan
Menjelang sampai di lokasi udara akan terasa dingin dan kita sudah dapat menyaksikan Danau Diatas di sebelah kanan dari jendela mobil. Jika dengan bus umum kita harus turun di Pasar Simpang. Di sini ada dua simpang, simpang di kanan dengan jalan menurun merupakan jalan ke Danau Diatas, di mana danaunya terlihat dengan jelas karena berada di bawah.
Sedangkan simpang lainnya yang berada di kiri merupakan jalan mendaki. Jalan ini menuju Danau Dibawah. Nama kedua danau yang kontradiktif dengan lokasinya ini, sering membuat pengunjung bertanya, kenapa danau yang terletak di atas bukit dinamakan Danau Dibawah, sedangkan yang berada di bawah bukit atau di bawah jalan dinamakan Danau Diatas.
Itu karena meski terletak di atas bukit, ketinggian permukaan air Danau Dibawah sama tingginya dengan dasar danau Danau Diatas.
Danau Diatas dengan luas 17,20 meter persegi, panjang 6,25 km dan lebar 2,75 km, permukaan airnya berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (m dpl). Danau ini cukup dangkal, dengan bagian terdalam hanya 44 meter.
Sedangkan permukaan air Danau Dibawah berada pada ketinggian 1.566 mdpl. Artinya, permukaan airnya sama tinggi dengan dasar air Danau Diatas. Namun, danau yang memiliki luas 16.90 meter persegi, panjang 5,62 km dan lebar 3,00 km ini sangat dalam, yaitu 886 meter.
Begitu turun dari bus di Simpang kita bisa naik ojek ke Danau Diatas atau Danau Dibawah. Tarifnya sama, yaitu Rp2.000. Biasanya pengunjung memilih pergi ke Danau Diatas lebih dulu dengan karcis masuk Rp1.500 untuk anak-anak dan Rp2.000 untuk dewasa.
Di sini ada sejumlah kapal motor angkutan milik pengusaha lokal yang digunakan sebagai transportasi antar desa di sekitar danau. Kapal-kapal ini alat vital bagi petani sayur dan buah di seberang danau untuk membawa hasil pertaniannya ke Pasar Simpang. Dermaga kapal ini dikelola Angkutan Sungai, Danau, dan Perairan (ASDP).
Setiap saat kita bisa ikut naik kapal ini menuju salah satu desa untuk kemudian kembali dengan tarif pulang-pergi hanya Rp2.000. Kita bisa menyaksikan luasnya Danau Diatas dengan bukit-bukit kecil yang merupakan bagian Bukit Barisan yang mengelilinginya. Terlihat juga keramba ikan milik penduduk.
Pada Minggu atau hari libur biasanya salah satu kapal ini melayani rute wisata, yaitu keliling danau dengan tarif Rp5.000 per orang.
Tak jauh dari dermaga ada tempat yang sering dijadikan arena pemandian oleh pengunjung, terutama anak-anak. Di sekitar itu juga ada lapangan kecil di bawah rindang pohon pinus yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan oleh pengunjung.
Tak Bisa Keliling di Danau Dibawah
Berkeliling dengan kapal tidak bisa kita nikmati di Danau Dibawah. Danau ini dikelilingi sejumlah bukit yang besar dan air danau sangat jauh dari lokasi pemandangan yang dibangun pemerintah. Tak seperti di Danau Diatas, kita tidak bisa menyentuhkan tangan atau kaki ke dalam air. Hanya saja pemandangannya indah. Dari panorama ini kita juga bisa melihat Danau Diatas.
Di panorama Danau Diatas ini ada warung-warung kecil yang berjualan markisa dan terung belanda sebagai buah-buahan khas daerah ini. Juga ada yang menjual aneka bunga gunung di dalam pot kecil hingga besar. Satu pot harganya Rp5.000 hingga Rp15.000.
Ada juga yang menjual bunga kering sari gunung untuk hiasan. Bunga kering ini dikeringkan dari sejenis bunga rumput yang tumbuh di rawa di sekitar danau. Bunga rumput ini hanya muncul sekali setahun di Danau Diatas. Cara mengolahnya diambil dan dijemur, sehingga keluar sari bunganya. Seikat harganya Rp5.000 sampai Rp15.000.
Usai melihat kedua danau ini, sebenarnya kita bisa pergi ke Danau Talang yang terletak di atas bukit. Kita bisa menyewa ojek dengan tarif Rp10.000 pulang-pergi. Danau Talang luasnya 1,30 km per segi dengan panjang 1,5 km dan lebar 88 m. Di Danau Talang udara terasa lebih dingin dan suasananya sunyi.
Sayang, karena danau ini terletak dekat kawah Gunung Talang yang sedang aktif dan sering meletus, kawasan ini sedang tertutup buat pengunjung. Selain itu, pemandangan terakhir danau ini sudah tertutup abu letusan Talang.
Kawasan Danau Kembar juga terkenal penghasil sayur-mayur seperti wortel, kubis, dan kol bermutu tinggi. Selain itu juga penghasil buah markisa dan terong belanda. Sedikitnya setiap tahun sekitar 45 ribu wisatawan domestik berkunjung ke tempat ini. Namun kunjung wisatawan asing hanya sekitar 500 orang per tahun.
Pemerintah Kabupaten Solok saat ini sedang berupaya mengembangkan kawasan ini menjadi objek wisata yang menarik. Pemerintah Kabupaten Solok sudah membangun resort pinggir danau di Lembah Gumanti, yaitu salah satu sisi terindah Danau Diatas.
Di sini ada convention hall berkapasitas 800 orang disewakan untuk berbagai acara dengan tarif per hari Rp200 ribu. Sedangkan fasilitas penginapan, dua vila besar tingkat dua dari semen dengan tiga kamar lengkap dengan ruang tamu dan dapur dengan tarif Rp250 ribu per malam.
Selain itu ada dua vila kecil dari kayu dengan satu kamar. Tarif satu vila per malam Rp125 ribu. Juga tersedia 10 cottage, yang tiap cottage tarifnya Rp100 ribu per malam.
Pemkab Solok sedang mengembangkan kawasan wisata Danau Kembar yang memiliki tiga danau ini menjadi kawasan wisata agro di mana pengunjung bisa menikmati danau sambil menikmati pemandangan hamparan kebun sayur-mayur, buah-buahan, dan perkebunan teh.
Perkebunan teh milik PT Perkebunan Nusantara VI sendiri yang hanya berjarak sekitar 15 km dari Danau Kembar juga menjadi lokasi agrowisata. Di sini tersedia guest house, lapangan tenis, lapangan bola, home stay, dan jalur jalan kaki di tengah hamparan kebun teh yang terletak di lereng Gunung Talang itu.
Sayang home stay sekarang tak lagi ada. Dua tahun lalu home stay masih nyaman dengan sewa semalam Rp150 ribu sudah termasuk makan pagi. Karena tak ada yang mengurus secara khusus di perusahaan, home stay ini terlantar. Meski begitu, lokasi perkebunan teh ini ini sangat cocok digunakan sebagai tempat liburan bersama keluarga. Bahkan hampir setiap akhir selalu ada pelajar atau pegawai instansi yang berkembah di sana
Berikut beberapa gbr danau yang cukup indah di Nusantara:
DANAU MANINJAU DANAU SINGKARAK

TELAGA  DEWIDANAU DIBAWAH SOLOK

DANAU RANAUDANAU GUNUNG TUJUH

DANAU KERINCIDanau Laut Tawar

DANAU TONDANODANAU SENTANI

DANAU BATURDANAU LIMBOTO

DANAU TOBA 

 

sumber : http://wisatasumatera.wordpress.com/wisata-sumatera-barat/danau-dieteh-dan-danau-dibawah/


Danau Maninjau dan Kelok 44, Dua Sejoli yang Menawan

 dalam kategori Tempat ditulis oleh 

Danau Maninjau, orisinalitas karya Sang Maha Pencipta, terbalut keindahan sempurna. Danau yang terletak di Kabupaten Agam, provinsi Sumatera Barat ini, menyimpan magnet keindahan yang membangkitkan gairah para pecinta keindahan alam. Danau ini terbentuk dari proses vulkanik akibat letusan Gunung Sitinjau ini sangat patut untuk dikunjungi saat berkunjung ke Sumatera Barat.
Danau Maninjau dari Kelok 44
Danau Maninjau dari Kelok 44.
Untuk meraih keindahan Danau Maninjau, ada dua opsi jalur yang dilalui. Pertama, dari arah barat, yaitu dari Padang melewati Pariaman, yang memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Kedua, dari arah timur, yaitu dari Padang melewati Bukittinggi, kemudian dilanjutkan ke danau Maninjau melalui lintasan Kelok 44, dan waktu perjalanan yang ditempuh kurang lebih 3 jam saja. Akses menuju danau Maninjau sangat mudah, karena melewati jalan utama Lubuk Basung-Bukittinggi. Untuk transportasi dapat menggunakan angkutan umum, travel, dan mobil atau motor pribadi.
Keramba di Danau Maninjau
Keramba di Danau Maninjau.
Maninjau dari Atas Bukit
Maninjau dari Atas Bukit.
Saya sengaja pergi dari arah timur, karena sehari sebelumnya saya baru saja keliling Bukittinggi. Selain itu, saya juga ingin merasakan sensasi melewati Kelok 44 yang sudah terkenal itu.
Kelok 44 merupakan daerah perbukitan yang berada di atas danau Maninjau, tepatnya di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Dinamakan Kelok 44 karena memang terdapat 44 buah kelokan, di mana setiap kelok diberi nomor secara berurutan. Dalam bahasa Minang, sering disebut dengan Kelok Ampek Puluh Ampek.
Dari kelok 44, terlihat pesona danau Maninjau yang begitu anggun. Terlihat di sekeliling danau, tampak barisan bukit berdiri tegak, terlihat hijau nan cantik. Tampak panorama danau dengan nuansa kebiruan berpayungkan langit yang dipenuhi gumpalan awan yang bergerak teratur. Sesekali saya memperlambat laju kendaraan untuk sekedar menikmati panorama dari atas, sungguh damai rasanya.
Gapura "Selamat Datang" di Kelok 44.
Gapura "Selamat Datang" di Kelok 44.
Museum Nuya Hamka
Museum Nuya Hamka.
Sawah di tepi danau
Sawah di tepi danau.
Di tepi danau Maninjau, terdapat banyak budidaya keramba ikan patin. Tak heran kegiatan perekonomian Maninjau ‘hidup’ berkat budidaya ikan tersebut. Ketika mengunjungi Danau Maninjau, saya sempat berbincang di tepian Danau dengan penduduk sekitar yang merupakan pengelola keramba ikan. Mereka mengatakan bila tidak ada budidaya seperti ini di danau Maninjau, niscaya perekonomian kawasan Maninjau akan mati.
Danau Maninjau dan Kelok 44 meninggalkan jejak keindahan di memori saya. Sungguh menawan. Keindahannya seakan mengingatkan diri saya agar tidak lupa untuk singgah lagi di tanah Maninjau.

sumber : http://ranselkecil.com/tempat/danau-maninjau-dan-kelok-44-dua-sejoli-yang-menawan/
Danau Singkarak Tempat Wisata Menarik Di Padang Sumatera Barat - Objek Wisata Danau Singkarak Padang merupakan salah satu tempat wisata yang paling diminati para traveller saat berkunjung ke Padang Sumatera Barat. Ada banyak hal yang memang menjadi daya tarik tersendiri di Danau Singkarak Padang, menikmati suasana yang sejuk oleh hembusan angin di pinggir danau serta hamparan pasir yang landai.

Seperti apa Pesona Danau Singkarak Padang? Berikut ini Artikel Travel akan berbagi sekilas Informasi Travel Dan Wisata tentang Danau Singkarak Tempat Wisata Menarik Di Padang Sumatera Barat.
Danau Singkarak Tempat Wisata Menarik Di Padang Sumatera Barat
Ada banyak hal yang bisa Anda nikmati ketika berkunjung ke Objek Wisata Danau Singkarak Padang ini, mulai dari pemandangan indah dari jajaran pohon yang menghijau di sepanjang pinggiran danau, sampai dengan melakukan kegiatan asyik lainnya seperti berenang, fishing, dayung dan olahraga udara, seperti paragliding, terjun bebas, parasailing, atau paralayang yang melayang di udara bebas dengan pemandangan yang indah. Selain itu, Danau Singkarak juga cocok digunakan sebagai tempat olahraga (sport tourism) seperti di darat bisa untuk jalan santai, jogging, ataupun senam.

Selain disuguhi keindahan alam disekitar danau, pengunjung juga akan melihat keistimewaan Danau Singkarak yang lebih dibandingkan danau lainnya di dunia yaitu terdapatnya berbagai jenis ikan hidup pada danau air tawar itu. Setidaknya, saat ini ada 19 jenis ikan, seperti ikan asang, piyek, balingka, baung, dan ikan sasau, yang konon dapat mencapai ukuran berat hingga 8 kilogram. Juga ada spesies ikan langka yang mungkin hanya satu-satunya di dunia. Spesies ini bernama ikan bilih (Mystacoleucus Padangensis).

Nah, jika Anda berminat untuk mencicipi kuliner khas Danau Singkarak, disekitar Danau banyak terdapat warung-warung makan yang meyediakan makan-makan khas danau Singkarak, seperti pangek sasau yang terkenal enak, maupun goreng bilih.
- See more at: 

sumber : http://kirikananjalan.blogspot.com/2013/12/danau-singkarak-tempat-wisata-menarik-di-padang-sumatera-barat.html#sthash.aC8eTui4.dpuf